Mungkin artikel ini bisa disebut artikel yang telat,karena kejadian ini sudah berlalu 9 tahun yang lalu
namun saya tertarik kisah ini dan kemudian saya angkat dalam artikel blog saya ya inilah "kisah Pramugari lion air yang hidup kembali".
Pramugari yang bernama lengkap Laura Lazarus merupakan salah satu pramugari korban kecelakaan pesawat terbang di bandara Adi sumarmo,solo pada tahun 2004 silam.
pada kejadian itu "lala" sapaan sayang laura sudah dinyatakan tewas oleh tim sar dan tubunya sudah dijadikan satu dengan tubuh mayat mayat korban kecelakaan pesawat tersebut.
Lala menjadi seorang pramugari pada tahun 2003 ditemani ibunya lala mendaftar menjadi seorang pramugari
Semua terbayang dengan jelas pertama kali menyeret koper keluar dari
gang sempit rumahnya. Dan terbang. Menerima gaji dan berbagai tunjangan
dari hasil pekerjaannya. Makan dan tidur di hotel berbintang sesampai di
kota dan negara tujuan. Gaya hidup Laura berubah. Ia bisa membeli baju
merk branded dan sepatu tiga pasang sekaligus. “Sering sekali barang
yang dibeli tak terpakai…hanya ditumpuk di rumah. Karena yang dibeli
keinginan bukan kebutuhan,” sesal Laura.
30 November 2004
itulah saat lala mengalami kecelakaan pesawat tersebut
Penerbangan sore, Lion JT 538 mengudara. Cuaca sangat buruk. Guncangan
dan hentakan berulangkali. Perasaan Laura makin tak enak. Awak kabin
memberi pengumuman agar para penumpang tetap menggunakan sabuk pengaman.
“Para penumpang yang terhormat, kita sedang terbang dalam cuaca kurang
baik….” disusul suara Captain. “Prepare for arrival”. Hitungan menit
pesawat akan segera mendarat di bandara Adi Sumarmo 18.14 WIB. Sungguh
langit Solo kelam.
Detik mengejar detik berikutnya. Dan peristiwa mengerikan itu terjadi.
Badan pesawat terhempas. Menimbulkan suara yang keras. Awak dan
penumpang histeris. Jeritan pilu, erangan, rintihan kesakitan beradu
dari segala arah. Tubuh Laura dihantam dan tertindih berbagai benda
keras. Bau anyir pekat mengumpul di hidungnya. Kepala Laura terasa
sangat berat.
“Ini ada kenang-kenangannya,” ungkap Laura yang kini mengelola usaha
restoran Cobek Babe di daerah Kelapa Gading ini. Laura menunjukkan pipi
sebelah kanan bekas jahitan dan kaki yang bergumpal-gumpal bekas 17 kali
operasi. Daging paha Laura dicangkokkan ke betis kanan yang hilang.
Pinggangnya patah. Daging pipi kanan tercabik dan tulangnya remuk. Dalam
peristiwa itu Laura banyak kehilangan teman kerjanya, termasuk Dessy.
Aku mempertanyakan, kenapa aku masih hidup? Ayah dan Mama mengatakan, aku
harus bersyukur, Tuhan masih memberi kesempatan bagiku. "Ayo mulai sekarang
kamu mulai hidup baru," kata Ayah. Kalimat itu seakan membius, sehingga aku
seakan memulai hidup dari awal lagi.
Saat itu, aku juga menyadari tubuhku sudah remuk di sana sini. Selain tangan
kanan patah, tulang pinggangku patah, tulang wajah sebelah kanan juga rusak.
Kaki kananku juga patah di dua tempat, sehingga dokter sempat mengusulkan
agar diamputasi. Usul tersebut ditolak Ibu. Akhirnya diputuskan untuk
memindahkan perawatanku ke RS Gleneagles di Singapura.
Aku ditangani oleh tujuh dokter dari berbagai keahlian. Aku menjalani 15
kali operasi. Tiga kali operasi pertama masih seputar membersihkan luka-luka
yang ada di sekujur tubuhku. Aku juga rehabilitasi medik, misalnya belajar
duduk, menggerakkan lengan, dan sebagainya. Aku juga dilarang melihat
cermin.
tetapi orang tuanya selalu memberinya semangat untuk bangkit dan bangkit dan hingga akhirnya sekarang tubuh laura sudah ulai terlihat normal,sudah bisa berjalan wajahnya kembali cantik,dan saat ini lala membuka usaha makanan yaitu membuka restoran dan kabar terbaru laura saat ini menerbitkan buku yang berjudul "UNBROKEN WINGS"
Indah Pada waktunya
BalasHapus