Rabu, 30 Januari 2013

Kisah Pramugari Laura Lazarus


 Mungkin artikel ini bisa disebut artikel yang telat,karena kejadian ini sudah berlalu 9 tahun yang lalu
namun saya tertarik kisah ini dan kemudian saya angkat dalam artikel blog saya ya inilah "kisah Pramugari lion air yang hidup kembali".

Pramugari yang bernama lengkap Laura Lazarus merupakan salah satu pramugari korban kecelakaan pesawat terbang di bandara Adi sumarmo,solo pada tahun 2004 silam.

pada kejadian itu "lala" sapaan sayang laura sudah dinyatakan tewas oleh tim sar dan tubunya sudah dijadikan satu dengan tubuh mayat mayat korban kecelakaan pesawat tersebut.


Lala menjadi seorang pramugari pada tahun 2003 ditemani ibunya lala mendaftar menjadi seorang pramugari
Semua terbayang dengan jelas pertama kali menyeret koper keluar dari gang sempit rumahnya. Dan terbang. Menerima gaji dan berbagai tunjangan dari hasil pekerjaannya. Makan dan tidur di hotel berbintang sesampai di kota dan negara tujuan. Gaya hidup Laura berubah. Ia bisa membeli baju merk branded dan sepatu tiga pasang sekaligus. “Sering sekali barang yang dibeli tak terpakai…hanya ditumpuk di rumah. Karena yang dibeli keinginan bukan kebutuhan,” sesal Laura. 

30 November 2004
itulah saat lala mengalami kecelakaan pesawat tersebut
Penerbangan sore, Lion JT 538 mengudara. Cuaca sangat buruk. Guncangan dan hentakan berulangkali. Perasaan Laura makin tak enak. Awak kabin memberi pengumuman agar para penumpang tetap menggunakan sabuk pengaman. “Para penumpang yang terhormat, kita sedang terbang dalam cuaca kurang baik….” disusul suara Captain. “Prepare for arrival”. Hitungan menit pesawat akan segera mendarat di bandara Adi Sumarmo 18.14 WIB. Sungguh langit Solo kelam.  

Detik mengejar detik berikutnya. Dan peristiwa mengerikan itu terjadi. Badan pesawat terhempas. Menimbulkan suara yang keras. Awak dan penumpang histeris. Jeritan pilu, erangan, rintihan kesakitan beradu dari segala arah. Tubuh Laura dihantam dan tertindih berbagai benda keras. Bau anyir pekat mengumpul di hidungnya. Kepala Laura terasa sangat berat. 

“Ini ada kenang-kenangannya,” ungkap Laura yang kini mengelola usaha restoran Cobek Babe di daerah Kelapa Gading ini. Laura menunjukkan pipi sebelah kanan bekas jahitan dan kaki yang bergumpal-gumpal bekas 17 kali operasi. Daging paha Laura dicangkokkan ke betis kanan yang hilang. Pinggangnya patah. Daging pipi kanan tercabik dan tulangnya remuk. Dalam peristiwa itu Laura banyak kehilangan teman kerjanya, termasuk Dessy.  

Aku mempertanyakan, kenapa aku masih hidup? Ayah dan Mama mengatakan, aku harus bersyukur, Tuhan masih memberi kesempatan bagiku. "Ayo mulai sekarang kamu mulai hidup baru," kata Ayah. Kalimat itu seakan membius, sehingga aku seakan memulai hidup dari awal lagi. 

Saat itu, aku juga menyadari tubuhku sudah remuk di sana sini. Selain tangan kanan patah, tulang pinggangku patah, tulang wajah sebelah kanan juga rusak. Kaki kananku juga patah di dua tempat, sehingga dokter sempat mengusulkan agar diamputasi. Usul tersebut ditolak Ibu. Akhirnya diputuskan untuk memindahkan perawatanku ke RS Gleneagles di Singapura.

Aku ditangani oleh tujuh dokter dari berbagai keahlian. Aku menjalani 15 kali operasi. Tiga kali operasi pertama masih seputar membersihkan luka-luka yang ada di sekujur tubuhku. Aku juga rehabilitasi medik, misalnya belajar duduk, menggerakkan lengan, dan sebagainya. Aku juga dilarang melihat cermin.

tetapi orang tuanya selalu memberinya semangat untuk bangkit dan bangkit dan hingga akhirnya sekarang tubuh laura sudah ulai terlihat normal,sudah bisa berjalan wajahnya kembali cantik,dan saat ini lala membuka usaha makanan yaitu membuka restoran dan kabar terbaru laura saat ini menerbitkan buku yang berjudul  "UNBROKEN WINGS" 




 

1 komentar: