Kamis, 31 Januari 2013

Pencari Keadilan Indra Azwan "menolak lupa"

 

Dulu saya mungkin kurang mengikuti berita tentang bapak dari malang ini,tetapi saat dia ada di acara televisi saya ulai tertarik dengan beliau yang selalu menggunakan atribut arema malang dan mulai dari situlah saya mulai mencari berita berita tentang bapak dari malang ini.

Dan ternyata kisahnya sangat memilukan hati saya sebagai seorang anak muda ya bagaimana tidak dari pada anda penasaran mari kita simak tentang perjalanannya mencari keadilan.

Kisahnya dimulai pada tahun 1993 ketika anaknya yang bernama Rifky Andika yang pada saat itu berusia 12 tahun. Waktu itu 8 Pebruari 1993 masih kelas 6 SD pulang belajar kelompok, ketika sedang menyeberang di tengah jalan Letjen. S. Parman ditabrak sebuah mobil NOPOL L 512 BN yang kemudian langsung melarikan diri,dan ternyata nopol tersebut adalah kendaraan yang diiliki oleh seorang anggota polri yang bernama Lettu Djoko Sumantri.

kejadian itupun di proses hukum dilakukan oleh DENPOM V/3 mulai melihat TKP sampai penyidikan pelaku tabrak lari
tetapi dari kasus tersebut terkesan atasan melindungi anggotanya yang menjadi tersangka tabrak lari dan yang mengejutkan lagi tersangka di vonis bebas



Berawal dari kasus itulahIndra Azwan mulai menccari keadilan 9 juli 2010 akhirnya beliau melangkahkan kakinya berjalan kaki dari malang menuju jakarta untuk mencari keadilan dan akhirnya diterima oleh presiden SBY  dan presiden pun memerintahkan untuk memperhatikan kasus yang menimpa wong malang ini dan sby pun tak lupa memberikan uang kepada Indra dan ternyata kasusu itupun tak kunjung di tanggapi oleh pemerintah.

Perjalanannya ke dua kalinya malang - jakarta dilakukannya lagi pada tanggal 27 September 2011 melalui jalur selatan, tapi tak sampai ke Istana karena ia sakit
dalam perjalannanya dia selalu membawa 2 kain putih yang tulisannya berwarna putih dan berikut adalah kata kata dalam kain yang selalu di bawa oleh indra



“Yth Presiden SBY, nyawa anakku harus dihargai. Saya tidak butuh amplop Rp 25 juta oleh istana. Saya tidak butuh janji oleh Kapolda Jatim Rp 2.500.000. Hanya satu harga mati. Akan saya kembalikan semuanya. Keadilan. Demi nyawa anakku. 19 tahun berjuang”.

dan sampai saat inipun indra masih melakukan perjalanan bahkan dia melakukan perjalanan menuju mekkah menurut berita yang saya dengar
Inilah potret kelam bangsa indonesia yang kurang memperhatikan rakyat bawahnya dan semoga keadilan akan menghampiri bapak indra

SEMOGA HAM SELALU BERPIHAK PADA RAKYAT KECIL "MENGERTILAH PENGUASA"
  
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar